CARUBAN STADION, The Romantis Place…

Kemaren kita telah mengupas suedikit tentang Jalan Karang’lo yang romantis. Sekarang ada tempat romantis didaerah Caruban yang tak kalah romantisnya dengan Jalan Karang’lo, Stadion Caruban atau GOR Pangeran Timur.

GOR Pangeran Timur

GOR Pangeran Timur

Terletak di 90oLS-90oLU sampai 180oBT-180oBB (he…he….ngawur….) sebelah timur Alun-alun kota Caruban (alun-alunya yo abang ijo kae looh…) kurang lebih 3km, di daerah stadion-31

jalan masuk utama / taman

jalan masuk utama / taman

Sigolodro Kroggahan Mejayan. Dari arah alun-alun kita ke arah timur lewat jalan P.Sudirman, sampai timur Terminal Caruban, ada jalan ke utara, trus sampai mentok duk, lha sampai juga to. Stadion milik Pemeritah Kabupaten Madiun ini dibangun antara abad 27-28M yang menelan biaya kurang lebih sama dengan biaya pembangunan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Stadion megah berkapasitas sekitar 100 ribu tempat duduk ini (duduknya sampai lapangan) bisa disamakan dengan kemegahan stadion Bung Karno di Senayan(kalo dilihat sambil merem).

tampak depan

tampak depan

Stadion megah yang letaknya srategis ditengah keramaian padi-padi ini sangat membantu dalam perkembangan olah raga di Caruban khususnya Sepak Bola. Banyak sekali pertandingan-pertandingan sepak bola yang diadakan disana, baik untuk wilayah Caruban maupun daerah sekitarnya.

pertandingan sepak bola

pertandingan sepak bola

Eh….langsung aja yach…..

Stadion ini memang strategis buat apa aja, didukung dengan pemandangan sekitar yang asri nan megah juga testadionrdapat tempat-tempat romantis. Banyak sekali tempat-tempat yang bisa dibuat kategori romantis ambil contoh, didalam stadion di tribu penonton sebelah barat, diluar stadion pas didepan pintu utama stadion yang ada taman kecil nan luas, di sebelah utara komplek stadion jalan sepi tapi bisa rame kalo ada yang lewat. Dulu sewaktu baru dibangun da belum jadi seluruhnya, tribun penonton utama menjadi sangat romantis buat pasangan ato pacaran gitu dech, apalagi sebelum ada pintu gerbang yang ada kuncinya ga’ kayak sekarang. Dulu sering kali sewaktu sore dibuat ajang romantis-romantisan kawula muda untuk memadu kasih (kayak sinetron gitu…). Setelah jalan-jalan sore mesti da kesempatan untuk menikmati suasana dalam stadion untuk sekedar istirahat. Tidak untuk ajang romantis aja sich, tetapi juga untuk istirahat keluarga yang sedang melakukan kegiatan olahraga didalam stadion. Tak hanya romantisme sore hari, pada malam harinyapun tak kalah romantis, dimana ada kesempatan sisi romantis akan timbul denga sendirinya. Malam hari tak kalah hebohya dengan sore harinya malahan lebih hot lagi, pernah dulu (ni dari narasumber terpercaya) ada pasangan yang melakukan adegan #@#!$ (maaf disensor) ditribun penonton pada malam hari. Adegan itu dilakukan pasangan muda mudi yang masih sekolah (identitas sudah diketahui, tetapi untuk kerahasiaan kami tidak menulisnya, kasihan….ntar ada yang berminat….) mereka seperti pasangan suami istri, mereka melakukan adegan itu ditempat yang sangat strategis, dipojok atas (ada yang berminat he…). Narasumber kita hanya bisa melihat tontonan itu tanpa harus susah payah untuk ngebayarnya, wong gruatis kok biarpun gelap tetapi masih bisa terlihat jelas. Tidak hanya di tribun penonton aja ada adegan romantis kayak gitu, di dalam gedung ato di jalan sebelah utara (deket sawahnya pak Agus) juga pernah dijumpai adegan seperti itu, malahan kemaren tu anak masih SMP (sekarang dah SMA kaleee…..)

Sebegitu romantisnya sampai kita-kita bisa berbuat apa aja yang menurut kita itu sah-sah aja. Tidak hanya romantis tetapi juga arena berkumpul yang tepat untuk ngobrol sambil menikmati minuman sing uenak tapi bikin puyeng n bisa muntah (wah nek ini wis mesti ngerti semua…uenak tapi ga uenak he…..) karena suasana sepi dan memungkinkan untuk itu. Ditempat manapun semua itu bisa terjadi, tergantung kita bisa mengendalikan diri untuk tidak melakukan atau terjerumus kedalamnya. Tidak hanya didalam stadion aja yang bisa bikin cerita, di jalan menuju stadion juga banyak cerita. Jalan yang sepi setelah truk-truk dialihkan jalurnya, sekarang menjadi ajang tantangan buat adu nyali pakai motor, drag liar. Bukan ajang resmi tetapi ajang kebut-kebutan liar yang sudah melegenda sejak jaman GajahMada. Uji nyali n motor ini hampir bisa dipastikan apabila ada pihak-pihak yang ingin mengadakan adu kenceng motor-motor mereka. Tidak hanya untuk tes kenceng motor mereka tetapi juga untuk arena adu untuk (buat judi gitu…) kegiatan ini sama dengan yang terjadi di Jalan Karang’lo (mirip pokok’e). Da kabar terbaru dari narasumber yang kabarnya kabur pada saat kejadian, terjadi kecelakaan hebat yang mengakibatkan terenggutnya nyawa pada waktu acara kebut-kebutan motor (drag liar). Apakah semua ini akan terus berulang, hanya karena kita ga bias ngendalikan nafsu kita…. Berdoa aja kita ga ikut-ikutan kayak gitu, yang positif-positif aja yach…..

Masih banyak cerita yang belum bisa termuat disini, tetapi kita bisa melihat gambaran apa saja yang terjadi di Stadion megah Caruban ini. Stadion yang dibangun milyaran dolar ini tidak hanya bisa bermanfaat untuk kegiatan olahraga saja tetapi juga bisa untuk melakukan kegiatan maksiat (semoga kita tidak terjurumus teralalu dalam). Pemandangan indah di dalam maupun di luar stadion akan hilang pabila kita hanya mempergunakannya salah. Banyak kegiatan-kegiatan positif yang harusnya bisa kita lakukan di sana, suatu misal dengan olahraga atau foto-foto, tetapi apakah itu semua akan berarti jika ada salah satu oknum yang mencoreng nama baik Stadion Caruban. Kita hanya bisa berdo’a dan berharap semua itu tidak akan terjadi.

stadion-2stadion-9

tribun penonton

tribun penonton